2.14.2011

Letters for The Man I Adored

Terakhir kali, waktu wisuda Beliau memilih untuk meninggalkan Saya wisuda sendirian, dibanding harus susah payah mencari parkir dan memberi selamat di hari-H Wisuda Saya.
Saat itu saya hanya bisa diam dan mengangkat bahu, dan mengatakan  pada teman saya yang menanyakan "Kok Bokap lo pulang?", Saya hanya menjawab..."Ya memang begitulah Bokap gue..."
Walaupun sedikit rasa kecewa yang harus disembunyikan...
Tapi hari ini Saya baru tahu, bahwa sebenarnya pada hari wisuda saya, Beliau berkata "Apa kita beli aja mawar aja? Terus kita taro di mobilnya Ma...?" 


Kebanyakan orang memanggilnya Ayah.
Kebanyakan anak perempuan memanggilnya Papa.
Secara sederhana tanpa alasan pebendaharaan bahasa, Saya dan Mama saya menyebutnya sebagai Papa.

Kami tidak begitu dekat, tidak sering Beliau memberikan banyak kebijaksanaan.
Tidak seringkali Kami berpelukan dan memberikan semangat melalui tepukan pundak.

Mungkin, Beliau bukan 'Papa' yang berkarakter seperti banyak 'Ayah' atau 'Papa' lainnya.
Sangat sulit bagiku, untuk berbicara dengan halus dengannya.
Sangat sulit baginya, untuk memanjakan Saya dengan kata-kata yang manis.

Banyak pertengkaran.
Banyak kekecewaan.

Selalu ada rasa ingin menang sendiri, kadang terbesit rasa kesal yang kadang Saya pikir adalah sebuah rasa benci.
Selalu ada rasa sedih tertahan, ketika Beliau bersikap keras, 

Beliau mengajarkan untuk keras
Beliau mendidik untuk bertahan hidup
Beliau memberitahu bahwa tangisan tidak perlu ditunjukan

Mungkin Beliau tidak selalu benar. 

Tetapi tidak sedikitpun ada rasa iri ingin memiliki sosok seperti 'Ayah' yang lainnya.

Dirinya selalu menunjukan keangkuhannya dalam bertahan
Dirinya selalu mendidik atas pentingnya menjaga harga diri

Apatis
Rock N' Roll
Keras
Struggle

Begitulah cara Saya mendeskripsikan dirinya.
Mungkin Beliau tidak pernah tahu tentang tulisan blog ini kepadanya.
Karena Beliau tidak tahu cara membuka blog : p

Saya yakin, semua orang di hati terdalam menyanyangi sosok 'Ayah' dan 'Papa'
Sama seperti Saya, hanya dengan cara yang berbeda

Terima Kasih Papa, untuk memberikan banyak pelajaran hidup paling penting dengan cara yang berbeda.
Dan  terima kasih telah menjaga seorang wanita yang paling Saya sayangi (Mama).

Selamat Hari Kasih Sayang Papa


 Last time i hug my Father. 13 years ago...

Penuh penghargaan
Dhannisa N. 







2 komentar:

herihito mengatakan...

menyentuh sekali...

herihito mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.