Demonstran, Para tetinggi, Politisi sampai Polisi. Bilang semua harus damai.
Libya dicekam. Rasa simpati pun berdatangan, Setuju bahwa, Marilah berdamai
Ekonomi jadi ancaman. Krisis global bukanlah sebuah permainan. Harga-harga, marilah berdamai.
Pesepak bola. Menendang, Berkompetisi. Rusuh kanan-kiri soal kemenangan. Habis itu berseru "Ayo damai!"
Semua marah.
Semua teriak.
Semua beradu.
Semua bercampur.
Mana simpati.
Mana empati.
Mana sebenarnya peduli?
Semua
Bertanya... Kapan kita harus damai?
Kenapa lupa tanyakan pada hati... apakah hati kita sudah berdamai?
*Semua di mulai dengan damai di hati sendiri.
Mungkin?
*Regards
1 komentar:
Posting Komentar