10.24.2011

RTB: Reason to Believe

Kira-kira jam setengah 4 - jam 5 sore, di halte Universitas Indonesia.
Terlihatlah dua wanita duduk menunggu angkutan umum yang tidak lewat sedari tadi. Tampaknya mereka sudah bosan. Menebak-nebak kapan kendaraan dengan bentuk seperti balok akan lewat dan membawa mereka serta merta pergi jauh dari kawasan tersebut.
Ya, memang faktanya lumayan jauh. Satu sampai dua jam harus mereka tempuh untuk mencapai tempat kesayangan mereka: rumah.
Mereka tahu, mereka bukanlah dua yang kadang harus berkeluh kesah karena bisnya tak kunjung datang.
Tapi mereka tahu, mereka tidak ingin merasakan hal ini lagi di tiga-lima tahun mendatang.
Lalu mereka berkhayal dan bertekad akan berjuang untuk mendapatkan hal yang lebih baik untuk diri sendiri, akan lulus sesegera mungkin, dan mampu menghidupi sendiri...
termasuk sebuah penghidupan dengan taraf yang meningkat. 
Mereka bosan, tapi mereka tahu mereka punya tujuan.

WHAT WE AIM TO DO

Cerita di atas adalah cerita sederhana yang memang terjadi dalam hidup Saya. Namun kisah kecil ini, membawa banyak perubahan besar dalam hidup Saya. 
Dulu ketika kecil, Saya tidak mudah mendapatkan banyak hal. Saya hidup dengan baik dan rasa syukur dengan orang tua yang mengasuh hingga besar. Tapi saya tahu, banyak hal yang saya inginkan tetapi tidak dapat saya dapatkan. 
Lupakan tentang kata borju. Saya tidak terlahir untuk itu. Sejak kecil, orangtua Saya selalu mengajarkan besarnya arti perjuangan. Besarnya arti menjadi makhluk pribadi yang tidak tergantung dengan siapapun.

"You have to be diamond, if u want to get diamond..." - My Father

Kata-kata ini membuat Saya terdiam dan mencari tahu makna sebenarnya. Membuat Saya tidak ingin menjadi sesuatu yang biasa; minimal untuk diri Saya

Balik lagi ke percakapan Saya dengan teman saya di awal mengenai lamanya menunggu angkutan umum. Menempuh hingga satu- sampai dua jam setiap harinya untuk kuliah. 
Inilah alasan sederhana kami untuk berhasil, untuk mencapai sesuatu yang kami inginkan.

Sama seperti yang lain.
Kami ingin beli baju sendiri.
Kami ingin beli sepatu sendiri.
Memilih-milih restoran yang tepat untuk akhir pekan.
Sederhana tapi membuat kami ingin menjadi sesuatu.

Yes, we're ready.


2 komentar:

Unknown mengatakan...

inspiring banget Kak

Ideas Specialist for Ads mengatakan...

Mantap sist. Memang si, kebanyakan manusia Indonesia tu ga punya keinginan, soalnya semuanya sudah tersedia. Negara laen aja ampe ngiri, trus nge-jajah negri kita, he he he... Jadilah kita bangsa yg terjajah, dikungkung pikiran nenek moyang kita trus diwariskan ke kita, he he he...
Bener tu, kita ini ga boleh nrimo kalo ga mau nelongso. Hari gini gitu loh.
Kita mesti punya keinginan dan membangun keinginan. Ya kan Sist ?
Btw, q suka bikin copy buat TVC jg. Liat blog q di aamala.blogspot.com